Perkenalan Produk Dendeng Batokok "Batonang"



Dendeng merupakan lauk yang umumnya terbuat dari daging yang dibumbui dan dikeringkan sehingga berbentuk tipis dan lebar. Dendeng umumnya dikonsumsi bersama nasi hangat. Dendeng yang banyak dijumpai di pasaran adalah dendeng sapi. Dendeng bersifat awet karena adanya penambahan bumbu berupa rempah dan proses pengeringan dalam pemasakannya. Berdasarkan cara pembuatannya, dendeng dapat dibedakan menjadi dendeng giling dan dendeng sayat. Perbedaan dari kedua jenis dendeng tersebut terletak pada wujud daging yang digunakan. Dendeng sayat dibuat dengan menggunakan daging yang diiris tipis (disayat), sedangkan dendeng giling menggunakan daging yang telah digiling sebelumnya (Kusantati, 2008). Dendeng terbuat dari daging yang memiliki sedikit lemak. Dendeng tergolong sebagai produk daging semi-basah (intermediate moisture food). Bahan pangan semi-basah memiliki kadar air yang berkisar antara 15-50% dan tidak memerlukan kondisi penyimpanan dingin. Oleh karena tidak memerlukan kondisi penyimpanan dingin, maka dendeng mudah ditangani pada proses pendistribusian.




Dendeng batokok merupakan makanan tradisional dari Sumatera. Dendeng batokok merupakan dendeng yang terbuat dari daging yang telah diiris tipis dan kemudian dipukul-pukul (totok) dengan alat pukul yang terbuat dari bahan kayu. Dendeng batokok mampu disimpan hingga dua minggu. Dendeng batokok disajikan dengan sambal bersama nasi hangat. Pada awalnya, daging yang digunakan untuk dendeng batokok adalah daging rusa hasil buruan. Namun, saat ini kegiatan berburu di hutan lindung dan taman nasional sudah dilarang sehingga daging yang digunakan adalah daging sapi.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Table Manner, Tata Cara Makan Formal

Perjalanan Hidup Bapak Teknologi Pangan Indonesia, F. G. Winarno

Break Even Point