Kunjungan Industri Masyarakat: Gula Kelapa
Gula semut organik tjap Penderes diproduksi oleh
pondok tani organik di Padepokan Filosofi Yasnaya Polyana, Kecamatan Purwokerto,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pondok Tani Yasnaya Polyana dengan konsep
pertanian organik terbentuk pada tahun 1984. Pondok tani ini terletak di kaki
Gunung Slamet. Area pondok tani ini memiliki luas lahan sebesar 7 ha. Awalnya,
lahan Pondok Tani Yasnaya Polyana
merupakan wilayah perkebunan kopi milik seorang Belanda yang bernama
Meneer Davidson pada tahun 1900.
Pembuatan gula kelapa
di Padepokan Yasnaya Polyana masih dilakukan secara sederhana. Alat-alat yang
digunakan pun bukan merupakan mesin. Alat-alat yang digunakan untuk memasak
gula kelapa di Padepokan Yasnaya Polyana adalah tungku kayu bakar dan wajan.
Alat penampung dan cetakan gula kelapa terbuat dari bambu.
Bahan baku utama gula
kelapa yang diproduksi oleh Pondok Tani Yasnaya Polyana adalah nira yang
berasal dari bunga pohon kelapa (manggar). Pemanenan nira dari pohon disebut
penderesan. Nira yang hendak diolah menjadi gula kelapa dideres langsung oleh
petani kelapa dari kebun setiap harinya. Hal ini dilakukan petani kelapa di
Padepokan Yasnaya Polyana agar nira yang hendak diolah selalu dalam keadaan
segar dan menghindari terjadinya fermentasi yang dapat menyebabkan kegagalan
produksi. Nira dari pohon kelapa dapat mengandung ragi aktif yang dapat
mengakibatkan terjadinya fermentasi. Apabila terjadi fermentasi pada nira
sebelum dimasak, maka gula akan sulit mengental dan mudah menyerap air (Pratama , Susanto, &
Purwatiningrum, 2015). Selain nira, bahan baku yang digunakan pada pembuatan
gula kelapa adalah air kapur sirih dan galeh (serat batang nangka). Menurut
pengrajin gula kelapa, air kapur sirih ditambahkan untuk menjernihkan nira,
sedangkan galeh ditambahkan untuk membantu mengentalkan adonan gula kelapa.
Pengrajin gula kelapa di Padepokan Yasnaya Polyana
melakukan penyaringan nira sebelum dimasak di dalam wajan di atas tungku kayu
bakar. Pada saat dimasak, adonan gula kelapa diaduk terus menerus selama kurang
lebih 7 jam hingga adonan mengental. Pengadukkan berkala dilakukan supaya
adonan gula kelapa pada dasar wajan tidak hangus. Setelah mengental dan berwarna
kecoklatan, adonan gula kelapa segera dicetak atau dikristalkan. Pada pembuatan gula semut, adonan yang telah dikristalkan akan diayak
agar ukuran kristal gula seragam
Komentar
Posting Komentar