Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Naniura, Masakan Batak Toba, Sumatera Utara

Gambar
Naniura (Sumber: http://www.wikiwand.com/id/Dengke_Mas_na_Niura) Indonesia punya masakan tradisional yang cara memasaknya tidak menggunakan panas. Masakan tersebut adalah naniura. Naniura  adalah masakan khas Batak yang berasal dari daerah Tapanuli, Sulawesi Utara. Kata naniura  artinya adalah ikan mentah. Pada zaman dahulu, hidangan naniura hanya diperuntukkan bagi para raja. Hidangan naniura   menggunakan bahan utama berupa ikan mas, asam jungga, bawang putih, bawang merah, kunyit, kemiri, jahe, dan lengkuas. Naniura dibuat dengan cara ikan disiangi dan dibuang isi perutnya. Kemudian, ikan dicuci hingga bersih dari darah. Lalu, ikan direndam dalam air jeruk jungga dan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan. Naniura   termasuk ke dalam makanan fermentasi. Ikan mas difermentasi selama sekitar 20 jam sehingga daging ikan menjadi lunak walaupun tidak mengalami proses pemasakan dengan panas.  Proses fermentasi naniura  memanfaatkan aktivitas bakteri asam laktat (BAL). Ikan ma

Cara Memasak Kaledo

Gambar
Kebiasaan makan seseorang akan mencerminkan identitasnya. Kegiatan makan akan menyangkut erat dengan tradisi masyarakat di suatu daerah tertentu. Makanan yang sering dibuat, dikonsumsi, dan diwariskan turun-temurun dapat disebut sebagai makanan tradisional. Di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman budaya, terdapat banyak macam makanan tradisional. Makanan tradisional menggunakan bahan dan cara pengolahan yang berbeda-beda sesuai dengan kekhasan masing-masing daerah. Pada postingan sebelumnya, sudah dijelaskan mengenai salah satu makanan tradisional dari Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu KALEDO . Masakan kaledo biasanya dikonsumsi bersama dengan singkong rebus. Masakan ini cukup mudah dibuat karena tidak memerlukan banyak bahan yang rumit. Namun, rasa yang dihasilkan tetap enak dan menyegarkan. Berikut ini adalah cara memasak kaledo. Bahan-bahan: Dokumen: Penulis Tulang kaki sapi dan daging kaki, dicuci bersih, daging dipotong Asam jawa mentah (masih hijau) Cabai rawit,

Pabrik Gula Aren Ramah Lingkungan di Tondano

Gambar
The Village Hub - A Sweet Sustainable Solution    Hutan di Tondano, Sulawesi Utara banyak ditumbuhi dengan pohon aren. Ketersediaan nira aren yang melimpah seringkali dimanfaatkan masyarakat untuk membuat gula aren dan juga diolah menjadi  tuak (minuman beralkohol). Masyarakat menjadi terbiasa mengonsumsi minuman-minuman beralkohol. Hal tersebut menggambarkan pola hidup masyarakat yang tidak sehat.     Seorang forestry engineer  yang bernama Willie Smits membuat sebuah proyek yang mengubah kehidupan masyarakat Tondano. Proyek tersebut berupa pendirian pabrik gula aren yang ramah lingkungan. Dr. Willie Smits mengenalkan teknologi zero waste  yang dapat mengolah nira menjadi berbagai sumber daya dan bahan-bahan berguna seperti bioetanol, biogas, air minum, dll. Pengenalan teknologi tersebut oleh Dr. Smits menambah pengetahuan, memperbaiki pola hidup, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemanen nira di hutan Tondano, Sulawesi Utara.

Faktor Penentu Kebiasaan Pangan

Gambar
Sumber: https://thescoopnl.com/2018/03/22/the-scoops-food-feast/ Makan merupakan suatu kegiatan yang identik dengan kebiasaan seseorang. Kebiasaan makan setiap orang dapat berbeda-beda. Kebiasaan konsumsi makanan dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor eksternal maupun internal.  Beberapa faktor penentu kebiasaan pangan adalah: 1. Agama     Setiap agama / kepercayaan memiliki beberapa larangan atau batasan untuk mengonsumsi suatu makanan. Hal itu tentu akan memengaruhi kebiasaan makan penganut agama tersebut. Contohnya, penganut agama Islam tidak mengonsumsi daging babi karena bahan pangan tersebut tergolong tidak halal menurut ajaran agama Islam. Contoh lainnya yaitu penganut agama Hindu tidak mengonsumsi sapi karena menurut ajaran agama Hindu, hewan sapi dianggap suci. 2. Ekonomi      Keadaan ekonomi seseorang akan memengaruhi kebiasaan makan karena keadaan ekonomi akan berhubungan dengan daya beli terhadap suatu makanan.